Seorang artis penyanyi asli dari Betawi kelahiran Jakarta, 30 Juni,
cantik, tinggi 170an cm, jauh-jauh datang dari Jakarta bertandang ke
Jombang Jawa Timur untuk ngemsi dan menyanyi. Semenjak 2010 dirinya
bergabung dalam Manajemen Artis namanya Positif Art yang di nakhodai
oleh Sujana, dengan manajernya bernama Rosa Ocha. jam terbang boleh di
bilang cukup lumayan, banyak pengalamanya itu nampak dari setiap
penampilanya di sejumlah acara di depan publik. Gadis itu ternyata
bernama Aisha Muchtar (24) yang biasa disapa Ais ini namanya semakin
meroket. Pengalamanya diatas panggung hiburan menjadikan artis yang baru
menyelesaikan S1 nya di Universitas Mercu Buana jurusan Komunikasi pada
Desember 2013 lalu merasa prihatin dengan, “Kondisi masyarakat saat ini
terutama yang hidup di pedesaan mas”! ujarnya.


Ada apa dengan di pedesaan? Lanjut Ais, “Untuk menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi saja terutama para generasi mudanya banyak yang tidak sampai selesai study nya hingga ke Perguruan Tinggi. Mungkin dari pendapatan mereka yang belum mencukupi. Untuk makan sehari – hari saja buat mereka boleh dibilang seadanya, belum cukup memadai membiayai sampe ke perguruan tinggi. Ais melihatnya yang sedemikan itu bersama pengacara Achmad Rifai dan juga teman-teman artis lainya tergerak untuk memberikan santunan dalam bentuk pendidikan gratis terutama bagi mereka yang kurang mampu, ya Alhamdulillah kami bersama-sama mendirikan Achmad Rifai Centre (ARC) ini, semoga ARC bisa mewujudkan impian para generasi muda yang kurang mampu agar mereka bisa menyelesaikan pendidikanya demi masa depanya kelak” papar Ais panjang lebar di jumpai fotoaktris (14/01/2014) di sela-sela kesibukanya ngemsi dan juga menghibur masyarakat Desa Mojo Krapyak, Kecamatan Tembalang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Tak hanya memberikan santunan untuk anak-anak Yatim Piatu, mereka juga memprakarsai berdirinya ARC yang nantinya berguna sebagai lembaga penyantun pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu agar masyarakat menjadi cerdas khususnya di wilayah Jombang, Jawa Timur. Terungkap saat pengacara Achmad Rifai bersama sejumlah artis meresmikan lembaga ARC. “Achmad Rifai Center ini kami prakarsai kemudian kami resmikan sekarang bersama sejumlah artis di antaranya Charly Van Houten, Aisyah Muchtar, Evi Tamala, Lina Marlina, Melanie Hakim, Cinta Ratu Nansya juga ada Sastrawan Ayah O’Ong dan Airef beberapa artis lainnya juga untuk mengakomodir masyarakat dari teman-teman kami yang memiliki kelebihan, untk tangani dalam hal pendidikan bagi mereka yang kami kira tidak mampu menyelesaikannya pendidikanya karena masalah biaya” ujar Rifai yang sedang sibuk mendekati anak-anak Yatim Piatu posisi mereka nampaknya sengaja ditempatkan di muka panggung.

Lanjut Rifai menjelaskan, “Kami mencoba membiayai adik-adik yang punya kecerdasan dari mulai level SD sampai S2. Dan semoga ini bermanfaat bagi masyarakat di sini,” papar Achmad Rifai. disela-sela kesibukan pada acara siang itu. Lebih jauh lagi dijelaskan Achmad Rifai, “Pendirian ARC ini semata mata untuk anak bangsa, ini juga mengingatkan saya bagaimana pada waktu saya dahulu yang serba kekurangan berupaya sekuat tenaga untuk bisa menyelesaikan pendidikan saya. Lembaga ini kedepanya sebagai lembaga yang bisa mengakomodir teman-teman yang ingin melanjutkan pendidikan namun karena ketiadaan biaya menyebabkan mereka putus sekolah. Hal ini mengingatkan saya yang dahulu dengan susah payah menyelesaikan pendidikan dengan segala keterbatasan,” tambahnya mantap.

Hal senada juga diungkapkan vokalis Setia Band, Charly Van Houten yang turut meramaikan acara yang bertemakan “Indonesia Satu Hati Bersama Ribuan Anak Yatim Piatu”, menurut Charly VHT, “Buat aku ini bagian dari pengabdian seorang manusia yang menginginkan masyarakat Indonesia maju. Ketika aku ditawari untuk bergabung untuk menyantuni anak-anak yang kurang mampu namun punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Ini saya sangat dukung. Karena saya dulu juga merasakan yang mereka rasakan, ingin sekolah tapi enggak punya biaya,” ujar Charly yang sangat mendukung pengacara Achmad Rifai juga sejumlah artis untuk mendirikan sejumlah rumah ibadah di Jombang.
Lanjut ke tugas Ais sebagai Host pada siang itu. Ais tampil begitu anggun mempesona dan seksi mengenakan gaum berwarna kuning dengan motif keemasan rancangan Ipan. Dengan gaya nya yang khas, Ais tampil diatas panggung di iringi Sulung Band menyanyikan sejumlah lagunya karya Charly Van Houten (vokalis Setia Band) membuatkan lagu untuk nya berjudul “Enjoy Tengah Malam”, sedangkan lagu “Kasir” karya GusWay, lagu “Melesat” karya Dodhy Kangen Band, lagu “Kau Rebut Pacarku” karya Endang Raes, lagu “Pacar Barumu” karya Gigun, lagu “Gado-gado Nasi Lontong” karya Ray. Para hadirin pun terhibur. Ada yang membuat Ais tak lupa pada penampilanya siang itu di kota Jombang yang terkenal dengan sebutan Kota Santri, “Saye baru aje putus cinte, aye kesini mau cari calon suami. Orang Betawi biasanye cari yang taat agamanye. Kebetulan aye kesini kan disini banyak para santrinye, orang tua aye pasti suke” ujar ais dalam logat Betawi yang sangat kental yang kontan disambut para santri tepuk tangan yang meriah dan, diantara para santri tiba-tiba ada yang melempar tasbih keatas panggung, tasbih warna pink, Ais pun dengan sigap memungutnya sambil berucap, “Terime kasih ye mas-mas santri atas lemparan tasbihnye… ngomong-ngomong nyang mane yee santrinye . . . siape nih nyang ngelempar tasbih warna pink ini, hayoo …tunjuk tangan deh nggak usah malu, jangan bikin aye jadi penasaran” seloroh Ais sambil kepalanya celengak celinguk, namun tak ada satupun diantara para santri yang mau mengaku berani tunjuk tangan. Karena acara cukup padat, Ais pun tak menghiraukan lagi asal muasal tasbih tersebut berasal, Ais lalu memberikan tasbih warna pink tersebut kepada manajernya yang bernama Rosa Ocha untuk disimpan, kemudian Ais pun melanjutkan ke acara berikutnya.

Selain Ais, tampil pula Bunga Band sebagai Band pembuka, sederet artis lainya menghibur pengunjung. dilanjutkan dengan penampilan artis penyanyi terkenal Lina Marlina juga Melanie Hakim diselingi pembacaan puisi oleh Ayah O Ong. Sebelum Charly VHT membawakan lagu-lagu andalanya, Airef bersama Setia Band membawakan sejumlah lagu. Charly VHT memang yang dinanti-nantikan ribuan anak Yatim Piatu yang juga dipadati oleh masyarakat setempat, Ais yang sudah berpengalaman sebagai Host duet bersama Saiful jamil di acara Funtastik Plus TVRI selama setahun, di Sketsa tawa Global Sinetron bersama Saiful Jamil, maupun di Edisi Lebaran TVRI, Ais bersama Host setempat bisa membuat tenang pengunjung dan Fans SETIAKU bersabar untuk mengikuti acara pokok yaitu peresmian ARC.

Peresmian ARC yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW dan secara kebetulan juga bertepatan dengan hari ulang tahun pengacara kondang Achmad Rifai yang ke 42, tuan rumah Achmad Rifai memang sengaja mengundang para tokoh dan artis untuk menandatangani prasasti secara bersama-sama terutama bagii mereka yang terlibat turut memprakasai hadir pada siang itu.
Ais cukup kerepotan sebagai Host saat itu untuk meyakinkan para pengunjung bahwa sang Idola pasti muncul diatas panggung. Saat Pencipta lagunya muncul diatas panggung menjadikan suasana acara tersebut begitu berubah riuh saling maju ke muka panggung banyak yang mengangkat selular genggamnya di tujukan ke sang idolanya, sejumlah petugas keamananpun bersiaga menertibkan suasana. Ais pun kembali meyakinkan para penonton, “Sebelum Charly VHT tampil, mari kita saksikan dulu acara peresmian ARC yang didahului sambutan dari yang punya hajat, kita semua berterima kasih kepada Bapak Achmad Rifai, atas kedermawanan beliau acara ini bisa terwujud” ujar Ais yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Munculah dua orang membawa prasasti yang siap untuk ditandatangani oleh Charly VHT , Uztad Al Habsyi, Sastrawan Jawa Timur Ayah O Ong, Lina Marlina (Penyanyi Dangdut), Penyanyi Melanie Hakim, pesinetron yang juga penyanyi Cinta Ratu Nansya, perwakilan wartawan Manto dan sudah pasti pengacara kondang Achmad Rivai bersama Ibunya yang telah menginjak usia 82 tahun menyaksikan acara bersejarah tersebut. Mereka secara bergantian bersama-sama menandatangani sebuah prasati ARC yang bertemakan “Berusaha Melakukan Yang Terbaik Untukmu bangsaku” yang juga di saksikan para musisi Band pembuka Bunga Band, Sulung Band, Setia Band, pencipta lagu Bang Thoyib Sandy Sulung serta ribuan anak Yatim Piatu dan masyarakat setempat.

Akhirnya Charly VHT tampil menghipnotis semua pengunjung acara tersebut, Charly benar-benar luar biasa. Selain pandai menciptakan lagu Charly jagonya diatas panggung menyanyikan lagu-lagu kesukaan para fans yang tergabung dalam SETIAKU. Penyanyi yang memiliki suara khas ini memang patut disebut sebagai penyanyi idola, karena Charly terbukti mampu memberikan contoh yang baik sebagai seorang penyanyi yang namanya semakin banyak orang mengenalnya karena sosok kesederhanaanya. Disetiap Charly membawakan lagu-lagunya, Charly tak lupa selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah atas berkah yang ia terima saat dia tampil diatas panggung. Dan, Charly pun diam-diam sudah mendirikan sejumlah musholah di daerah Jombang, Jawa Timur. Sudah pasti, tentunya Charly membangun Mushollah tersebut bersama Achmad Rifai dan teman-teman artis yang tergabung dalam lembaga ARC.
Usai pertunjukan Charly dengan Setia Band nya. Agenda selanjutnya adalah melaksanakan peresmian Mushollah. Charly mengaku bersama keluarga dan rombongan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Rasa letih kerap ia alami ditambah dengan cuaca yang hujan sepanjang hari menyapa perjalanan yang kurang bersahabat.

Selama di perjalanan Charly menngajak jagoan kecilnya, Restu, begitupun isterinya Regina untuk melaksanakan tugas utama yakni meresmikan musholah. Mushola tersebut sengaja dibangun Charly bersama sejumlah teman artis yang di prakasai oleh pengacara Achmad Rivai, sebuah mesjid kali ini daerah, Jombang. Setibanya di tempat tujuan Charly diserbu ratusan penggemarnya yang siap ingin berfoto bersama denganya. Suasana rebutan semakin tak terhindarkan karena minimnya petugas keamanan, namun kemeriahan serta antusias penduduk setempat menambah suasana tambah semangat saat ratusan penggemar Charly memasuki lokasi halaman Mushollah hingga banyak yang berebut ingin turut serta memasuki Mushollah yang pada kenyataanya menggangu jalanya peresmian Mushollah tersebut. Pada akhirnya memahami meskipun banyak yang kecewa tidak bisa berfoto dengan Charly dan sejumlah artis, mereka yang tidak berkepentingan pada akhirnya keluar dari Mushollah setelah diberi pengertian oleh panitia setempat. “Saya berusaha memberikan kepedulian sedikit. Walaupun nggak banyak tapi semoga ini bermanfaat,” Ujar Charly VHT bersama artis lainya yang di prakarsai Acmad Rifai dengan memberikan nama musholanya Al-Madkur XII di kecamatan Perak, Jombang, Jawa Timur, bertulisakan di bawahnya “Di bangun sebagai bentuk bakti kepada orang tua untuk beribadah dan bersujud kepada Alloh Tuhan Yang Maha Besar”.


Agenda pada siang hari hingga sore selesai. Usai istirahat 2 jam di hotel, rombongan artis pada malam harinya kembali menghibur masyarakat yang penontonya tidak lagi dipenuhi oleh anak-anak, pertunjukan di panggung yang sama di awali dengan pembacaan ayat -ayat Al Qur’an di lanjutkan dengan lantunan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW dengan khusyu bersama-sama para pengunjung.

Selain semua artis yang pada siangnya telah tampil, pada malam harinya mereka tampil kembali di tambah dua artis lokal asal Jombang. Penampilan busananya-pun mereka kenakan berbeda daripada penampilan busana mereka kenakan pada waktu di siang hari. Selain mengenakan gaum yang berbeda, semua artis mengenakan hijab. Tampilah Uztad Al Habsyi dengan petuah khas nya yang membuat para pengunjung tertawa. Uztad kondang yang kerap kali tampil di layar kaca ini berceramah interaktif, pengakuanya memang sudah dia rencanakan untuk memberikan hadiah buku karyanya dan juga hadiah baju yang mirip dengan yang Uztad kenakan pada malam itu, untuk diberikan kepada jama’ah dengan persyaratan bagi jama’ah yang ditunjuk uztad yang bisa menjawab pertanyaanya, tentunya di “kerjain” oleh uztad terlebihdulu meskipun jama’ah tersebut sudah bisa menjawabnya. Pengunjung atau jama’ah selain terhibur mereka memperoleh ilmu berharga, tentunya ilmu yang diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW.

Yang dinanti-nantikan akhirnya tampil penyanyi pedangdut senior yang tak asing lagi, Evie Tamala mengenakan gaum merah. Evie belun mulai menyanyi saja sudah banyak pengunjung yang request lagu-lagu andalan Evie. sebelum Evie melantunkan lagu-lagunya, Evie curhat ke penonton, Evie mengaku terkesima dengan tuan rumah pengacara Achmad Rifai “Mana dia masih muda, ganteng, eh… kok mau ya dia memikirkan masalah agama. Dia membangun sejumlah mushollah, itu hanya niatnya diperuntukkan warga sekitar” gurau Evie yang menilai kecenderungan anak muda sekarang yang hidupnya hura-hura, membuat mereka melupakan masalah agamanya sehingga membuat Evie prihatin bahwa generasi muda mendatang Evie khawatir tidak mampu memimpin bangsanya.
Hal tersebut diungkapkan Pelantun lagu yang dikenal khalayak ramai “Selamat Malam”, menurut Evie dirinya menjadi “Ge Er” bahwa Achmad Rifai nampaknya sengaja melibatkan dirinya untuk tergabung dalam lembaga yang dia dirikan secara bersama-sama yaitu lembaga ARC, Evie pun selalu diundang di setiap acara-acara Achmad Rifai. Baginya menghadiri peletakan batu pertama Mushollah XIII yang diberi nama Al-Madkur di kecamatan Perak, Jombang, Jawa Timur, Oktober 2013, yang tadi sore telah di resmikan, “Saya begitu terkesima dengan Mas Rifai, beliau membangun mushollah niatnya hadiah untuk orangtuanya. Kenapa saya bilang saya terkesima, karena generasi muda sekarang terkesan banyak yang kerjaannya hura-hura saja, boro-boro mikirin agamanya, orangtuanya pun kadang diacuhkan,” ketus Evi Tamala yang disambut tawa gembira pengunjung yang hadir.


Evi Tamala mengungkapkan perasaanya selama bersama Achmad Rifai ketika Evie berkunjung ke Jombang pengakuanya begitu membekas dihati. Pasalnya selama ini pabila dirinya menerima undangan untuk show menyanyi, Evi hanya didaulat untuk menyanyi saja. Berbeda dengan bila di undang oleh Achmad Rifai, menurutnya merupakan perjalanan penuh dengan rahmat dari Allah, selain menyanyi dirinya bisa melakukan perjalanan dari Mushollah ke Mushollah, “Subhanaulloh … beda banget dengan perjalanan saya di tempat lain. Kalau selama ini diundang paling saya hanya menyanyi saja, tapi undangan mas Rifai tidak hanya menyanyi di Jombang, bagi saya hal ini sesuatu yang khusus, saya diajak keliling Jombang dari Mushollah ke Mushoolah ibarat berwisata namanya witsata religi, sampe di ajak ke makam KH. Abudurrahman Wahid (Gusdur). Tentunya ini jadi pengalaman yang bukan saja menarik, tetapi membekas ke sanubari” ujar Evie yang tak bisa memungkiri perasaan hatinya.


Hal lain yang membuatnya tak kan pernah lupa bagi Evi Tamala adalah saat dirinya meletakkan batu pertama pembangunan Mushollah Al-Madkur, melakukan hal tersebut membuat dirinya merinding bulu kuduknya, “ketika batu pertama itu menyentuh tanah” ungkapnya haru.”Saya merinding bukan karena takut, tapi karena merasa sepertinya ada banyak orang yang mendoakan pembangunan Mushollah Al Madkur,” tandas Evie penuh syukur ki hadirat Allah yang Maha Besar. “Saya berharap perjalanan saya di Jombang bisa saya ambil hikmahnya. Karena ketika saya memutuskan berhijab maka perilaku saya disesuaikan, otomatis harus berperilaku lebih santun lebih sholeha. Dan, dari hati kecil saya memohon kepada Allah agar setiap langkah Mas Rifai bisa saya ikuti, kemana jejaknya dia pergi” harapanya.

Keesokan harinya, semua artis yang menginap di hotel Yusron sebagian pada pagi harinya sudah kembali pulang ke rumahnya, ke asal aktifitasnya masing-masing. Di lobby hotel Yusron yang sangat luas, fotoaktris sempatkan waktu menunggu artis yang masih berada di hotel, dengan perasaan penuh harap-harap cemas, apakah masih ada artis yang tersisa? Alhamdulillah, ternyata masih ada, yang keluar dari kamarnya pasti ke Lobby Hotel terlebihdahulu tentunya, semoga saja artis yang fotoaktris harapkan.
Nampak Aisha yang biasa disapa Ais ini menuju lobby hotel, rupanya ais tertarik dengan seorang ibu yang sedang tekun membatik kain, cukup lama fotoaktris melihat Ais dari kejauhan, membuat fotoktris penasaran dan mendekatinya. Ais ternyata tak menyia-nyiakan waktu, ia meluangkan waktu menyempatkan dirinya belajar membatik,dengan tekun Ais menjiplak motif batik ke atas kain putih yang dipandu perajin, saat fotoaktris dekat denganya, “Ais emang suka pake batik, liat ibu ini ngebatik jadi kepengen tau caranya” ujar Ais dengan logat kental betawi nya. Hotel Yusron menempatkan perajin batik khas Jombang yang juga bisa menjelaskan proses bagaimana caranya membatik. Batik yang di kerjakan berasal dari desa Jatipelem dari perwakilan wilayah kecamatan (mukim) se-kabupaten Jombang. Batik Jombang dikembangkan oleh Ibu Kusmiati Slamet, membuat berbagai model dan motif batik dengan khas paten relief Candi Rimbi, dengan motif khas Kerajaan Majapahit. Alasannya, karena khas Jombang dulunya merupakan daerah pecahan Mojokerto, nenek moyangnya sama-sama berasal dari Majapahit. Batik khas Jombang sangat di dorong Pemerintah Jombang. Berkat bantuan dari pemerintah dan didorong pula oleh semangat besar, batik Ibu Kusmiati Slamet menjadi berkembang dan terkenal tidak hanya di kalangan pemerintahan namun telah berkembang ke luar negeri.

Kain batik pada umumnya, batik Jombang juga digunakan untuk pakaian harian, disela-sela belajar membatik Ais mencoba mengenakan batik Khas Jombang warna Coklat dipadu dengan busana yang dikenakan pada saat itu sebagai selendang. “Tambah cantik kan aye” ujarnya. Batik Jombang juga bisa dibuat untuk baju atau pakaian-pakaian resmi. Namun demikian, kain batik khas Jombang termasuk kain yang mempunyai nilai harga yang mahal terutama di wilayah Jombang, sehingga kain batik kurang digunakan pakaian-pakaian untuk kerja kasar ataupun pakaian tidur. Secara khusus batik Jombang digunakan untuk seragam para pegawai di Jombang setiap hari Jumat ataupun Sabtu. Digunakan juga untuk para pelajar diseluruh wilayah Jombang, pada hari Rabu dan Kamis.

Di keasikan Ais belajar membatik munculah Achmad Rifai yang diikuti oleh Charly VHT beserta isteri dan seorang anak lelakinya mendekati Ais. Charly VHT pun larut turut serta dengan Ais ingin bisa menguasai cara menggores bahan kain dengan menggunakan canting, beda dengan ais yang hanya menjiplak. Ibu perajin dengan senang menjelaskan bagaimana caranya kepada Charly VHT, “Batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain” ujarnya. Teknik trsebut dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Jombang, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, Batik Jombang khususnya. Batik Indonesia umumnya oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Selain sempatkan diri belajar membatik. baik Ais, Charly VHT beserta keluarga dan juga Achmad Rifai, mereka menyempatkan waktunya untuk mendekati pemusik tradisional yang ada di lobby Hotel Yusron. Darah seni mereka rupanya sudah mengalir dan terpatri kepedulianya terhadap warisan budaya Indonesia yang wajib dilestarikan untuk generasi berikutnya di masa depan, “Batik dan juga musik tradisional adalah harta yang tak ternilai harganya, merupakan harta yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur kita, jadi sudah sepatutnya harus kita lestarikan bersama-sama” tandas Ais mantap.
Usai berbincang dengan pemusik tradisional, lalu mereka ke sudut yang tak jauh dari tempat pemusik tradisional, merekapun beralih ke tempat dimana dijual berbagai kerajinan tangan khas Jombang dan juga cemilan khas Jombang. Rupanya di tenpat itu menjadikan penutupnya dari semua rangkaian acara, dan mengingat waktu juga karena beberapa saat lagi tiket pulang yang telah dipesan akan memberangkatkan meraka pulang ke rumahnya masing-masing, ada yang naik pesawat, dan ada pula yang naik kereta api. Seseorang mengingatkan waktu untuk hal itu, namun Charly minta waktu sebentar ke tempat tersebut “Nah kalo yang ini urusan wanita” ujar Charly VHT. Regina isterinya memilih-milih kerajinan dan cemilan di temani Aisha dan Achmad Rifai.

Dari seluruh rangkaian acara yang telah mereka selesaikan semenjak peresmian ARC, Peresmian Mushollah yang dikemas dengan acara hiburan musik oleh para artis, serta diakhiri dengan belanja oleh-oleh khas Jombang sebagai penutup, lengkaplah sudah, maka berakhirlah sore hari itu perjalanan penuh dengan berkah, tanpa mereka sadari bahwa mereka telah menggoreskan sejarah untuk bangsa negeri ini, untuk masa depan anak negeri. Sore itu merekapun saling berpamitan, suasana menjadi ajang perpisahaan diantara mereka. Di raut wajah mereka semuamya nampak terpancar cahaya penuh dengan keikhlasan, merekalah insan yang selalu percaya kepada Tuhanya, merekalah insan yang selalu direstui setiap gerak maupun langkahnya oleh sang Khalik untuk “Berusaha Melakukan Yang Terbaik Untukmu Bangsaku”. (Yul Adriansyah).


Ada apa dengan di pedesaan? Lanjut Ais, “Untuk menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi saja terutama para generasi mudanya banyak yang tidak sampai selesai study nya hingga ke Perguruan Tinggi. Mungkin dari pendapatan mereka yang belum mencukupi. Untuk makan sehari – hari saja buat mereka boleh dibilang seadanya, belum cukup memadai membiayai sampe ke perguruan tinggi. Ais melihatnya yang sedemikan itu bersama pengacara Achmad Rifai dan juga teman-teman artis lainya tergerak untuk memberikan santunan dalam bentuk pendidikan gratis terutama bagi mereka yang kurang mampu, ya Alhamdulillah kami bersama-sama mendirikan Achmad Rifai Centre (ARC) ini, semoga ARC bisa mewujudkan impian para generasi muda yang kurang mampu agar mereka bisa menyelesaikan pendidikanya demi masa depanya kelak” papar Ais panjang lebar di jumpai fotoaktris (14/01/2014) di sela-sela kesibukanya ngemsi dan juga menghibur masyarakat Desa Mojo Krapyak, Kecamatan Tembalang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Tak hanya memberikan santunan untuk anak-anak Yatim Piatu, mereka juga memprakarsai berdirinya ARC yang nantinya berguna sebagai lembaga penyantun pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu agar masyarakat menjadi cerdas khususnya di wilayah Jombang, Jawa Timur. Terungkap saat pengacara Achmad Rifai bersama sejumlah artis meresmikan lembaga ARC. “Achmad Rifai Center ini kami prakarsai kemudian kami resmikan sekarang bersama sejumlah artis di antaranya Charly Van Houten, Aisyah Muchtar, Evi Tamala, Lina Marlina, Melanie Hakim, Cinta Ratu Nansya juga ada Sastrawan Ayah O’Ong dan Airef beberapa artis lainnya juga untuk mengakomodir masyarakat dari teman-teman kami yang memiliki kelebihan, untk tangani dalam hal pendidikan bagi mereka yang kami kira tidak mampu menyelesaikannya pendidikanya karena masalah biaya” ujar Rifai yang sedang sibuk mendekati anak-anak Yatim Piatu posisi mereka nampaknya sengaja ditempatkan di muka panggung.

Lanjut Rifai menjelaskan, “Kami mencoba membiayai adik-adik yang punya kecerdasan dari mulai level SD sampai S2. Dan semoga ini bermanfaat bagi masyarakat di sini,” papar Achmad Rifai. disela-sela kesibukan pada acara siang itu. Lebih jauh lagi dijelaskan Achmad Rifai, “Pendirian ARC ini semata mata untuk anak bangsa, ini juga mengingatkan saya bagaimana pada waktu saya dahulu yang serba kekurangan berupaya sekuat tenaga untuk bisa menyelesaikan pendidikan saya. Lembaga ini kedepanya sebagai lembaga yang bisa mengakomodir teman-teman yang ingin melanjutkan pendidikan namun karena ketiadaan biaya menyebabkan mereka putus sekolah. Hal ini mengingatkan saya yang dahulu dengan susah payah menyelesaikan pendidikan dengan segala keterbatasan,” tambahnya mantap.

Hal senada juga diungkapkan vokalis Setia Band, Charly Van Houten yang turut meramaikan acara yang bertemakan “Indonesia Satu Hati Bersama Ribuan Anak Yatim Piatu”, menurut Charly VHT, “Buat aku ini bagian dari pengabdian seorang manusia yang menginginkan masyarakat Indonesia maju. Ketika aku ditawari untuk bergabung untuk menyantuni anak-anak yang kurang mampu namun punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Ini saya sangat dukung. Karena saya dulu juga merasakan yang mereka rasakan, ingin sekolah tapi enggak punya biaya,” ujar Charly yang sangat mendukung pengacara Achmad Rifai juga sejumlah artis untuk mendirikan sejumlah rumah ibadah di Jombang.
Lanjut ke tugas Ais sebagai Host pada siang itu. Ais tampil begitu anggun mempesona dan seksi mengenakan gaum berwarna kuning dengan motif keemasan rancangan Ipan. Dengan gaya nya yang khas, Ais tampil diatas panggung di iringi Sulung Band menyanyikan sejumlah lagunya karya Charly Van Houten (vokalis Setia Band) membuatkan lagu untuk nya berjudul “Enjoy Tengah Malam”, sedangkan lagu “Kasir” karya GusWay, lagu “Melesat” karya Dodhy Kangen Band, lagu “Kau Rebut Pacarku” karya Endang Raes, lagu “Pacar Barumu” karya Gigun, lagu “Gado-gado Nasi Lontong” karya Ray. Para hadirin pun terhibur. Ada yang membuat Ais tak lupa pada penampilanya siang itu di kota Jombang yang terkenal dengan sebutan Kota Santri, “Saye baru aje putus cinte, aye kesini mau cari calon suami. Orang Betawi biasanye cari yang taat agamanye. Kebetulan aye kesini kan disini banyak para santrinye, orang tua aye pasti suke” ujar ais dalam logat Betawi yang sangat kental yang kontan disambut para santri tepuk tangan yang meriah dan, diantara para santri tiba-tiba ada yang melempar tasbih keatas panggung, tasbih warna pink, Ais pun dengan sigap memungutnya sambil berucap, “Terime kasih ye mas-mas santri atas lemparan tasbihnye… ngomong-ngomong nyang mane yee santrinye . . . siape nih nyang ngelempar tasbih warna pink ini, hayoo …tunjuk tangan deh nggak usah malu, jangan bikin aye jadi penasaran” seloroh Ais sambil kepalanya celengak celinguk, namun tak ada satupun diantara para santri yang mau mengaku berani tunjuk tangan. Karena acara cukup padat, Ais pun tak menghiraukan lagi asal muasal tasbih tersebut berasal, Ais lalu memberikan tasbih warna pink tersebut kepada manajernya yang bernama Rosa Ocha untuk disimpan, kemudian Ais pun melanjutkan ke acara berikutnya.

Selain Ais, tampil pula Bunga Band sebagai Band pembuka, sederet artis lainya menghibur pengunjung. dilanjutkan dengan penampilan artis penyanyi terkenal Lina Marlina juga Melanie Hakim diselingi pembacaan puisi oleh Ayah O Ong. Sebelum Charly VHT membawakan lagu-lagu andalanya, Airef bersama Setia Band membawakan sejumlah lagu. Charly VHT memang yang dinanti-nantikan ribuan anak Yatim Piatu yang juga dipadati oleh masyarakat setempat, Ais yang sudah berpengalaman sebagai Host duet bersama Saiful jamil di acara Funtastik Plus TVRI selama setahun, di Sketsa tawa Global Sinetron bersama Saiful Jamil, maupun di Edisi Lebaran TVRI, Ais bersama Host setempat bisa membuat tenang pengunjung dan Fans SETIAKU bersabar untuk mengikuti acara pokok yaitu peresmian ARC.

Peresmian ARC yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW dan secara kebetulan juga bertepatan dengan hari ulang tahun pengacara kondang Achmad Rifai yang ke 42, tuan rumah Achmad Rifai memang sengaja mengundang para tokoh dan artis untuk menandatangani prasasti secara bersama-sama terutama bagii mereka yang terlibat turut memprakasai hadir pada siang itu.
Ais cukup kerepotan sebagai Host saat itu untuk meyakinkan para pengunjung bahwa sang Idola pasti muncul diatas panggung. Saat Pencipta lagunya muncul diatas panggung menjadikan suasana acara tersebut begitu berubah riuh saling maju ke muka panggung banyak yang mengangkat selular genggamnya di tujukan ke sang idolanya, sejumlah petugas keamananpun bersiaga menertibkan suasana. Ais pun kembali meyakinkan para penonton, “Sebelum Charly VHT tampil, mari kita saksikan dulu acara peresmian ARC yang didahului sambutan dari yang punya hajat, kita semua berterima kasih kepada Bapak Achmad Rifai, atas kedermawanan beliau acara ini bisa terwujud” ujar Ais yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Munculah dua orang membawa prasasti yang siap untuk ditandatangani oleh Charly VHT , Uztad Al Habsyi, Sastrawan Jawa Timur Ayah O Ong, Lina Marlina (Penyanyi Dangdut), Penyanyi Melanie Hakim, pesinetron yang juga penyanyi Cinta Ratu Nansya, perwakilan wartawan Manto dan sudah pasti pengacara kondang Achmad Rivai bersama Ibunya yang telah menginjak usia 82 tahun menyaksikan acara bersejarah tersebut. Mereka secara bergantian bersama-sama menandatangani sebuah prasati ARC yang bertemakan “Berusaha Melakukan Yang Terbaik Untukmu bangsaku” yang juga di saksikan para musisi Band pembuka Bunga Band, Sulung Band, Setia Band, pencipta lagu Bang Thoyib Sandy Sulung serta ribuan anak Yatim Piatu dan masyarakat setempat.

Akhirnya Charly VHT tampil menghipnotis semua pengunjung acara tersebut, Charly benar-benar luar biasa. Selain pandai menciptakan lagu Charly jagonya diatas panggung menyanyikan lagu-lagu kesukaan para fans yang tergabung dalam SETIAKU. Penyanyi yang memiliki suara khas ini memang patut disebut sebagai penyanyi idola, karena Charly terbukti mampu memberikan contoh yang baik sebagai seorang penyanyi yang namanya semakin banyak orang mengenalnya karena sosok kesederhanaanya. Disetiap Charly membawakan lagu-lagunya, Charly tak lupa selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah atas berkah yang ia terima saat dia tampil diatas panggung. Dan, Charly pun diam-diam sudah mendirikan sejumlah musholah di daerah Jombang, Jawa Timur. Sudah pasti, tentunya Charly membangun Mushollah tersebut bersama Achmad Rifai dan teman-teman artis yang tergabung dalam lembaga ARC.
Usai pertunjukan Charly dengan Setia Band nya. Agenda selanjutnya adalah melaksanakan peresmian Mushollah. Charly mengaku bersama keluarga dan rombongan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Rasa letih kerap ia alami ditambah dengan cuaca yang hujan sepanjang hari menyapa perjalanan yang kurang bersahabat.

Selama di perjalanan Charly menngajak jagoan kecilnya, Restu, begitupun isterinya Regina untuk melaksanakan tugas utama yakni meresmikan musholah. Mushola tersebut sengaja dibangun Charly bersama sejumlah teman artis yang di prakasai oleh pengacara Achmad Rivai, sebuah mesjid kali ini daerah, Jombang. Setibanya di tempat tujuan Charly diserbu ratusan penggemarnya yang siap ingin berfoto bersama denganya. Suasana rebutan semakin tak terhindarkan karena minimnya petugas keamanan, namun kemeriahan serta antusias penduduk setempat menambah suasana tambah semangat saat ratusan penggemar Charly memasuki lokasi halaman Mushollah hingga banyak yang berebut ingin turut serta memasuki Mushollah yang pada kenyataanya menggangu jalanya peresmian Mushollah tersebut. Pada akhirnya memahami meskipun banyak yang kecewa tidak bisa berfoto dengan Charly dan sejumlah artis, mereka yang tidak berkepentingan pada akhirnya keluar dari Mushollah setelah diberi pengertian oleh panitia setempat. “Saya berusaha memberikan kepedulian sedikit. Walaupun nggak banyak tapi semoga ini bermanfaat,” Ujar Charly VHT bersama artis lainya yang di prakarsai Acmad Rifai dengan memberikan nama musholanya Al-Madkur XII di kecamatan Perak, Jombang, Jawa Timur, bertulisakan di bawahnya “Di bangun sebagai bentuk bakti kepada orang tua untuk beribadah dan bersujud kepada Alloh Tuhan Yang Maha Besar”.


Agenda pada siang hari hingga sore selesai. Usai istirahat 2 jam di hotel, rombongan artis pada malam harinya kembali menghibur masyarakat yang penontonya tidak lagi dipenuhi oleh anak-anak, pertunjukan di panggung yang sama di awali dengan pembacaan ayat -ayat Al Qur’an di lanjutkan dengan lantunan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW dengan khusyu bersama-sama para pengunjung.

Selain semua artis yang pada siangnya telah tampil, pada malam harinya mereka tampil kembali di tambah dua artis lokal asal Jombang. Penampilan busananya-pun mereka kenakan berbeda daripada penampilan busana mereka kenakan pada waktu di siang hari. Selain mengenakan gaum yang berbeda, semua artis mengenakan hijab. Tampilah Uztad Al Habsyi dengan petuah khas nya yang membuat para pengunjung tertawa. Uztad kondang yang kerap kali tampil di layar kaca ini berceramah interaktif, pengakuanya memang sudah dia rencanakan untuk memberikan hadiah buku karyanya dan juga hadiah baju yang mirip dengan yang Uztad kenakan pada malam itu, untuk diberikan kepada jama’ah dengan persyaratan bagi jama’ah yang ditunjuk uztad yang bisa menjawab pertanyaanya, tentunya di “kerjain” oleh uztad terlebihdulu meskipun jama’ah tersebut sudah bisa menjawabnya. Pengunjung atau jama’ah selain terhibur mereka memperoleh ilmu berharga, tentunya ilmu yang diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW.

Yang dinanti-nantikan akhirnya tampil penyanyi pedangdut senior yang tak asing lagi, Evie Tamala mengenakan gaum merah. Evie belun mulai menyanyi saja sudah banyak pengunjung yang request lagu-lagu andalan Evie. sebelum Evie melantunkan lagu-lagunya, Evie curhat ke penonton, Evie mengaku terkesima dengan tuan rumah pengacara Achmad Rifai “Mana dia masih muda, ganteng, eh… kok mau ya dia memikirkan masalah agama. Dia membangun sejumlah mushollah, itu hanya niatnya diperuntukkan warga sekitar” gurau Evie yang menilai kecenderungan anak muda sekarang yang hidupnya hura-hura, membuat mereka melupakan masalah agamanya sehingga membuat Evie prihatin bahwa generasi muda mendatang Evie khawatir tidak mampu memimpin bangsanya.
Hal tersebut diungkapkan Pelantun lagu yang dikenal khalayak ramai “Selamat Malam”, menurut Evie dirinya menjadi “Ge Er” bahwa Achmad Rifai nampaknya sengaja melibatkan dirinya untuk tergabung dalam lembaga yang dia dirikan secara bersama-sama yaitu lembaga ARC, Evie pun selalu diundang di setiap acara-acara Achmad Rifai. Baginya menghadiri peletakan batu pertama Mushollah XIII yang diberi nama Al-Madkur di kecamatan Perak, Jombang, Jawa Timur, Oktober 2013, yang tadi sore telah di resmikan, “Saya begitu terkesima dengan Mas Rifai, beliau membangun mushollah niatnya hadiah untuk orangtuanya. Kenapa saya bilang saya terkesima, karena generasi muda sekarang terkesan banyak yang kerjaannya hura-hura saja, boro-boro mikirin agamanya, orangtuanya pun kadang diacuhkan,” ketus Evi Tamala yang disambut tawa gembira pengunjung yang hadir.


Evi Tamala mengungkapkan perasaanya selama bersama Achmad Rifai ketika Evie berkunjung ke Jombang pengakuanya begitu membekas dihati. Pasalnya selama ini pabila dirinya menerima undangan untuk show menyanyi, Evi hanya didaulat untuk menyanyi saja. Berbeda dengan bila di undang oleh Achmad Rifai, menurutnya merupakan perjalanan penuh dengan rahmat dari Allah, selain menyanyi dirinya bisa melakukan perjalanan dari Mushollah ke Mushollah, “Subhanaulloh … beda banget dengan perjalanan saya di tempat lain. Kalau selama ini diundang paling saya hanya menyanyi saja, tapi undangan mas Rifai tidak hanya menyanyi di Jombang, bagi saya hal ini sesuatu yang khusus, saya diajak keliling Jombang dari Mushollah ke Mushoolah ibarat berwisata namanya witsata religi, sampe di ajak ke makam KH. Abudurrahman Wahid (Gusdur). Tentunya ini jadi pengalaman yang bukan saja menarik, tetapi membekas ke sanubari” ujar Evie yang tak bisa memungkiri perasaan hatinya.


Hal lain yang membuatnya tak kan pernah lupa bagi Evi Tamala adalah saat dirinya meletakkan batu pertama pembangunan Mushollah Al-Madkur, melakukan hal tersebut membuat dirinya merinding bulu kuduknya, “ketika batu pertama itu menyentuh tanah” ungkapnya haru.”Saya merinding bukan karena takut, tapi karena merasa sepertinya ada banyak orang yang mendoakan pembangunan Mushollah Al Madkur,” tandas Evie penuh syukur ki hadirat Allah yang Maha Besar. “Saya berharap perjalanan saya di Jombang bisa saya ambil hikmahnya. Karena ketika saya memutuskan berhijab maka perilaku saya disesuaikan, otomatis harus berperilaku lebih santun lebih sholeha. Dan, dari hati kecil saya memohon kepada Allah agar setiap langkah Mas Rifai bisa saya ikuti, kemana jejaknya dia pergi” harapanya.

Keesokan harinya, semua artis yang menginap di hotel Yusron sebagian pada pagi harinya sudah kembali pulang ke rumahnya, ke asal aktifitasnya masing-masing. Di lobby hotel Yusron yang sangat luas, fotoaktris sempatkan waktu menunggu artis yang masih berada di hotel, dengan perasaan penuh harap-harap cemas, apakah masih ada artis yang tersisa? Alhamdulillah, ternyata masih ada, yang keluar dari kamarnya pasti ke Lobby Hotel terlebihdahulu tentunya, semoga saja artis yang fotoaktris harapkan.
Nampak Aisha yang biasa disapa Ais ini menuju lobby hotel, rupanya ais tertarik dengan seorang ibu yang sedang tekun membatik kain, cukup lama fotoaktris melihat Ais dari kejauhan, membuat fotoktris penasaran dan mendekatinya. Ais ternyata tak menyia-nyiakan waktu, ia meluangkan waktu menyempatkan dirinya belajar membatik,dengan tekun Ais menjiplak motif batik ke atas kain putih yang dipandu perajin, saat fotoaktris dekat denganya, “Ais emang suka pake batik, liat ibu ini ngebatik jadi kepengen tau caranya” ujar Ais dengan logat kental betawi nya. Hotel Yusron menempatkan perajin batik khas Jombang yang juga bisa menjelaskan proses bagaimana caranya membatik. Batik yang di kerjakan berasal dari desa Jatipelem dari perwakilan wilayah kecamatan (mukim) se-kabupaten Jombang. Batik Jombang dikembangkan oleh Ibu Kusmiati Slamet, membuat berbagai model dan motif batik dengan khas paten relief Candi Rimbi, dengan motif khas Kerajaan Majapahit. Alasannya, karena khas Jombang dulunya merupakan daerah pecahan Mojokerto, nenek moyangnya sama-sama berasal dari Majapahit. Batik khas Jombang sangat di dorong Pemerintah Jombang. Berkat bantuan dari pemerintah dan didorong pula oleh semangat besar, batik Ibu Kusmiati Slamet menjadi berkembang dan terkenal tidak hanya di kalangan pemerintahan namun telah berkembang ke luar negeri.

Kain batik pada umumnya, batik Jombang juga digunakan untuk pakaian harian, disela-sela belajar membatik Ais mencoba mengenakan batik Khas Jombang warna Coklat dipadu dengan busana yang dikenakan pada saat itu sebagai selendang. “Tambah cantik kan aye” ujarnya. Batik Jombang juga bisa dibuat untuk baju atau pakaian-pakaian resmi. Namun demikian, kain batik khas Jombang termasuk kain yang mempunyai nilai harga yang mahal terutama di wilayah Jombang, sehingga kain batik kurang digunakan pakaian-pakaian untuk kerja kasar ataupun pakaian tidur. Secara khusus batik Jombang digunakan untuk seragam para pegawai di Jombang setiap hari Jumat ataupun Sabtu. Digunakan juga untuk para pelajar diseluruh wilayah Jombang, pada hari Rabu dan Kamis.

Di keasikan Ais belajar membatik munculah Achmad Rifai yang diikuti oleh Charly VHT beserta isteri dan seorang anak lelakinya mendekati Ais. Charly VHT pun larut turut serta dengan Ais ingin bisa menguasai cara menggores bahan kain dengan menggunakan canting, beda dengan ais yang hanya menjiplak. Ibu perajin dengan senang menjelaskan bagaimana caranya kepada Charly VHT, “Batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain” ujarnya. Teknik trsebut dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Jombang, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, Batik Jombang khususnya. Batik Indonesia umumnya oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Selain sempatkan diri belajar membatik. baik Ais, Charly VHT beserta keluarga dan juga Achmad Rifai, mereka menyempatkan waktunya untuk mendekati pemusik tradisional yang ada di lobby Hotel Yusron. Darah seni mereka rupanya sudah mengalir dan terpatri kepedulianya terhadap warisan budaya Indonesia yang wajib dilestarikan untuk generasi berikutnya di masa depan, “Batik dan juga musik tradisional adalah harta yang tak ternilai harganya, merupakan harta yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur kita, jadi sudah sepatutnya harus kita lestarikan bersama-sama” tandas Ais mantap.
Usai berbincang dengan pemusik tradisional, lalu mereka ke sudut yang tak jauh dari tempat pemusik tradisional, merekapun beralih ke tempat dimana dijual berbagai kerajinan tangan khas Jombang dan juga cemilan khas Jombang. Rupanya di tenpat itu menjadikan penutupnya dari semua rangkaian acara, dan mengingat waktu juga karena beberapa saat lagi tiket pulang yang telah dipesan akan memberangkatkan meraka pulang ke rumahnya masing-masing, ada yang naik pesawat, dan ada pula yang naik kereta api. Seseorang mengingatkan waktu untuk hal itu, namun Charly minta waktu sebentar ke tempat tersebut “Nah kalo yang ini urusan wanita” ujar Charly VHT. Regina isterinya memilih-milih kerajinan dan cemilan di temani Aisha dan Achmad Rifai.

Dari seluruh rangkaian acara yang telah mereka selesaikan semenjak peresmian ARC, Peresmian Mushollah yang dikemas dengan acara hiburan musik oleh para artis, serta diakhiri dengan belanja oleh-oleh khas Jombang sebagai penutup, lengkaplah sudah, maka berakhirlah sore hari itu perjalanan penuh dengan berkah, tanpa mereka sadari bahwa mereka telah menggoreskan sejarah untuk bangsa negeri ini, untuk masa depan anak negeri. Sore itu merekapun saling berpamitan, suasana menjadi ajang perpisahaan diantara mereka. Di raut wajah mereka semuamya nampak terpancar cahaya penuh dengan keikhlasan, merekalah insan yang selalu percaya kepada Tuhanya, merekalah insan yang selalu direstui setiap gerak maupun langkahnya oleh sang Khalik untuk “Berusaha Melakukan Yang Terbaik Untukmu Bangsaku”. (Yul Adriansyah).